Hasil UN siswa SMP tahun 2010/2011

Provinsi Bali berhasil meraih nilai ujian nasional (UN) tertinggi tingkat SMP/MTs. Nilai rata-rata UN SMP/MTs Provinsi Bali mencapai 8,11. Sebelumnya, di tingkat SMA/sederajat, SMAN 1 Denpasar, Bali, menduduki posisi keenam nasional dengan nilai rata-rata 9.34. Posisi kedua diduduki Sumatera Utara dengan nilai rata UN 8,04 dan ketiga adalah Jawa Timur dengan nilai rata-rata 7,86. Sementara, dengan nilai rata-rata 6,71, Provinsi Kalimantan Barat menempati posisi sebagai daerah dengan nilai rata-rata UN terendah.
“Karena itu, rata-rata nasional nilai UN SMP/MTs adalah 7,56,” kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh kepada wartawan, Rabu (1/6/2011), di Jakarta.
Nuh melanjutkan, ada 744 siswa yang sebenarnya memiliki nilai rata-rata ujian sekolah mencukupi. Namun, karena ada satu atau dua mata pelajaran yang memperoleh nilai di bawah lima kemudian mereka menjadi tidak lulus.
“Siswa lain yang tidak lulus, paling banyak rata-rata nilainya kurang dari lima. Jika ditotal mencapai 19.490,” ujarnya.
Tahun ini, dari 3.714.216 siswa SMP/MTs yang mendaftar ujian nasional (UN), hanya 3.660.803 siswa yang mengikuti UN dan sebanyak 3.640.569 atau 99,45 persen yang dinyatakan lulus. Sementara itu, 20.234 siswa SMP/MTS atau 0,55 persen siswa lainnya dinyatakan tidak lulus.
’’Semua daerah dengan tingkat kelulusan terendah akan kami evaluasi,’’ kata Nuh. Selanjutnya, evaluasi tersebut menjadi bahan pertimbangan untuk pemberian bantuan pembenahan kualitas pendidikan. Tahun ini, Kemendiknas mengucurkan bantuan senilai Rp1 miliar kepada seratus kabupaten dan kota dengan angka kelulusan terendah. Penetapan bantuan ini juga mengacu tingkat ekonomi setempat.
Selanjutnya, ada daerah-daerah yang kedapatan muncul angka kelulusan nol persen dalam satu satuan pendidikan atau sekolah. Terdapat 12 sekolah yang kelulusannya nol persen, dengan jumlah total 91 siswa. Di antaranya di Sumenep dan Bojonegoro masing-masing satu sekolah yang kelulusannya nol persen dengan jumlah total 15 siswa. Selanjutnya, di Kebumen dan Kendal masing-masing juga satu sekolah dengan jumlah total 12 siswa. Dan di Temanggung terdapat tiga sekolah yang kelulusannya nol persen dengan total siswa 21 anak.
Soal Bahasa Indonesia UN SMP 2011 Jadi yang Tersulit
Di bagian lain, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas Mansyur Ramly menjelaskan, mata pelajaran bahasa Indonesia masih menjadi momok. Pria yang juga menjadi anggota panitia pusat UN 2011 itu menjelaskan, penentuan bahasa Indonesia sebagai pelajaran tersulit bisa dipantau dari hasil UN murni.
Catatan panitia pusat menyebutkan, rata-rata nilai bahasa Indonesia dalam UN tingkat SMP dan sederajat 7,12. Dengan nilai terendah 0,40 atau hanya benar dua butir soal dan nilai tertinggi 10,00. Sedangkan rata-rata bahasa Inggris 7,52, matematika 7,30, dan IPA 7,41.
Mansyur mengatakan, dua tahun terakhir bahasa Indonesia memiliki nilai rata-rata terendah dibanding mata pelajaran lainnya. Pemicunya, siswa belum terbiasa membaca. Dia menjelaskan, hampir seluruh soal bahasa Indonesia diawali dengan bahan bacaan dulu. Kelemahan kemampuan membaca itu, berpotensi siswa terkecoh saat menentukan pilihan jawaban. “Pilihan jawaban bahasa Indonesia hampir mirip,” kata Mansyur.
Jawa timur menempati posisi ketiga dalam Ujian Nasional (UN) siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2011. Nilai rata-rata UN Jatim setingkat di bawah Provinsi Bali dan Sumatera Utara.

Provinsi dengan tingkat Ketidaklulusan Siswa SMP Tertinggi

Provinsi Tidak Lulus
Jawa Tengah 4.823
Kalimantan Barat 3.772
NTT 1.919
Sumatra Barat 1.525
Jawa Timur 1.154

Provinsi dengan Tingkat Ketidaklulusan Siswa SMP Terendah

Provinsi Tidak Lulus
DKI 7
Bali 38
Sulawesi Utara 59
Sumatra selatan 63
Kalimantan timur 66
Banten 116
Lampung 158
Sulawesi Selatan 250
Sumatra utara 299
Jawa barat 342

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh merinci hasil perhitungan nilai UN SMP dan sederajat. Dia mengaku merespons baik hasil tahun ini karena prosentase kelulusan siswa mengalami peningkatan. UN SMP dan sederajat tahun ini, diikuti 3.660.803 siswa dari 45.551 sekolah. Setelah menggabungkan nilai UN dan ujian akhir sekolah (UAS), dengan komposisi 60:40, dinyatakan 20.234 siswa atau 0,55 persen siswa tidak lulus.
Sebagai perbandingan, pada unas 2010 tercatat 350.798 siswa (9,73 persen) dari total peserta 3.254.365 yang tidak lulus unas utama. Saat itu, unas masih diterapkan dengan menggunakan ujian ulangan bagi yang tidak lulus ujian utama.
Selanjutnya, Nuh juga mengomentari beberapa provinsi dengan angka ketidaklulusan tinggi berdasarkan nilai unas murni. Yaitu yang tidak ditambah dengan nilai UAS. Di antaranya yang disorot adalah provinsi DIY. Di provinsi ini, angka ketidaklulusan jika dihitung hanya dari nilai UN mencapai 25,44 persen dari total peserta 48.662 siswa.
Prestasi buruk DIY dalam aspek kelulusan itu, menempatkan mereka berada di rangking dua setelah Provinsi Bangka Belitung. Di provinsi ini, jumlah siswa yang tidak lulus berdasarkan nilai UN-nya saja mencapai 40,4 persen dengan total peserta 15.341.
“Semua daerah dengan tingkat kelulusan terendah akan kami evaluasi,” kata Nuh. Selanjutnya, evaluasi tersebut menjadi bahan pertimbangan untuk pemberian bantuan pembenahan kualitas pendidikan. Tahun ini, Kemendiknas mengucurkan bantuan senilai Rp 1 miliar kepada seratus kabupaten dan kota dengan angka kelulusan terendah. Penetapan bantuan ini juga mengacu pada tingkat ekonomi setempat.
Selanjutnya, Nuh juga membeberkan daerah-daerah yang kedapatan muncul angka kelulusan nol persen dalam satu satuan pendidikan atau sekolah. Tapi, kali ini mantan rektor ITS itu tidak menyebutkan nama sekolahan. Ia hanya menyebutkan kabupaten atau kotanya saja. Terdapat 12 sekolah yang kelulusannya nol persen, dengan jumlah total 91 siswa. Di antaranya adalah di Sumenep dan Bojonegoro masing-masing satu sekolah yang kelulusannya nol persen dengan jumlah total 15 siswa. Selanjutnya di Kebumen dan Kendal masing-masing juga satu sekolah dengan jumlah total 12 siswa. Dan di Temanggung, terdapat tiga sekolah yang kelulusannya nol persen dengan total siswa 21 anak.

1 komentar:

outbound di malang mengatakan...

Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D

Posting Komentar